Tuesday, April 7, 2009

ITU DAHULU

Dahulu, pada zaman sahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka saling menolak untuk menjadi pemimpin.

Diriwayatkan, Abu Bakar ash Shiddiq ra., sebelum diminta menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah saw, mencadangkan agar Umar yang menjadi Khalifah. Dengan alasan Umar adalah seorang yang kuat.
Umar pula menolak, dengan katanya: “Kekuatanku akan berfungsi dengan kelebihan yang ada padamu. Lalu Umar membai’ah Abu Bakar dan diikuti oleh sahabat-sahabat lain dari Muhajirin dan Anshar.

Mereka adalah orang-orang ternama dari generasi awal Islam, generasi terbaik, khairu ummah. Mereka memandang jawatan sesuatu yang menakutkan, lalu berusaha menghindarinya seboleh yang mungkin.

Itu zaman dahulu!

Keberatan para Sahabat dahulu untuk menjadi pemimpin, kerana mereka sedar akan akibat dan resikonya. Banyak hadits-hadits Nabi Saw tentang tanggung jawab pemimpin di dunia dan di akhirat.

"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawapannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya...".

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di akhir. (Riwayat Imam Bukhori).

“Siapa yang diberikan Allah kekuasaan mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak melayani mereka dan keperluan mereka, maka Allah tidak akan memenuhi keperluannya.” (Riwayat Abu Daud).

“Tidak ada seorang pemimpin yang menutup pintunya dari orang-orang yang memerlukannya dan orang fakir miskin, melainkan Allah juga akan menutup pintu langit dari keperluannya dan kemiskinannya.”

Hadits-hadits di atas lebih banyak menggambarkan pahitnya menjadi pemimpin daripada manisnya. Sedang para sahabat ra. lebih mengutamakan kesenangan ukhrawi daripada kenikmatan duniawi.

Itu zaman dahulu.

Kesenangan duniawi yang akan didapat melalui jawatan dan kekuasaan terlalu sedikit dan tak bererti apa-apa jika di akhirat mesti dibayar dengan kesusahan yang berkepanjangan.

Sikap yang dimiliki oleh para sahabat ini akhirnya menjadikan mereka para pemimpin yang takutkan Allah dan menyayangi mereka yang dibawah kepimpinannya. Kekuasaan yang mereka pegang mereka jadikan kenderaan untuk dapat selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga. Mereka lebih memilih menjadi orang kecil dalam jawatan tetapi orang besar dalam perjuangan, sehingga bayarannya besar di sisi Allah, di dunia hasanah di akhirat hasanah.

Itu zaman dahulu, bagaimana zaman sekarang?

Jika sekarang ada sesiapa ingin seperti mereka, mulalah ikuti rentak hidup mereka, sebelum mereka jadi penguasa, sedang memegang kuasa dan se
telah tidak berkuasa.

Selamat bekerja keras! Semoga berjaya dunia akhirat. Aamiin

Ilal liqa’

0 comments:

 
Copyright HIKMAH-BINTULU © 2008 Free Blogger Template By Cool Stuff Blog