Thursday, February 12, 2009

OBAT HATI

“Sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada.” (S. al Hajj:46)

Orang sanggup membelanjakan harta, berapa pun banyaknya, untuk mengobati penyakit yang diderita tubuhnya. Selain penyakit fizikal, ada lagi yang lain, iaitu penyakit hati. Banyak yang tidak menyedari bahawa penyakit yang satu ini lebih berbahaya. Hati yang berpenyakit, melahirkan kekeringan ruhani, kegersangan ukhuwwah, kekerasan perasaan, hasad atau dengki, perselisihan, permusuhan, juga melahirkan perilaku curang dan jahat, melahirkan perbuatan maksiat.

Penderitaan yang timbul dari penyakit fizikal, betapa pun dahsyatnya, akan berakhir dengan kematian tubuh, tetapi penderitaan dari penyakit hati akan berterusan hingga memasuki kehidupan kedua selepas mati, yang dikatakan sebagai kehidupan sebenar.

Penyakit berbahaya yang menimpa para da’ie, aktivis, para ustaz bahkan para ulama ialah menyimpangnya orientasi, motivasi dan tujuan kerja-kerja dakwahnya dari mengharap ridha Allah dan surga-Nya kepada meraih kepuasan dunia dan segala kenikmatannya.

Imam al Gazali pernah ditanya: “Adakah mungkin para ulama saling berselisih? Imam al Gazali menjawab: “Mereka akan berselisih jika memasuki kepentingan dunia mereka.”

Maka, menjaga kesihatan hati dan mengobati hati dari serangan penyakit-penyakitnya mestilah diberi keutamaan.

Obat segala penyakit hati ialah Ikhlas. Memahami hakikat ketuhanan Allah dan mengimani-Nya, kemudian memurnikan seluruh kehidupan hanya untuk-Nya.
Ikhlas juga merupakan buah keimanan dan syarat bagi diterimanya setiap amal.

Dalam himpunan hadis shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda:
“Sesungguhnya manusia yang pertama dihisab pada Hari Kiamat ialah seorang yang mati syahid. Ia pun didatangkan. Ia diceritakan tentang kenikmatan yang akan diterimanya dan ia pun mengetahui.
Berkata Allah: "Apa yang kamu lakukan di dunia?
Berkata si syahid, “Saya berperang di jalan-Mu sehingga mati syahid.”
Berkata Allah: “Bohong! Kamu berperang supaya dikatakan pemberani dan hal itu telah kamu dapatkan.” Kemudian malaikat diperintahkan untuk membawanya dengan mengheret wajahnya, lalu melemparkannya ke dalam api neraka.
Kemudian didatangkan seorang yang belajar ilmu dan mengajarkan serta membaca al Quran. Ia pun dikenalkan dengan kenikmatan dan ia mengetahuinya.
Ia pun ditanya: “Apa yang kamu lakukan di dunia?”
Ia menjawab: “Saya belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca al Quran semata-mata kerana Engkau.”
Allah berkata: “Bohong! Kamu belajar ilmu supaya dikatakan manusia bahawa kamu alim dan kamu membaca al Quran supaya kamu disebut Qari’. Semua itu sudah kau dapatkan.
Setelah itu, malaikat pun diperintahkan membawanya dengan mengheret wajahnya dan melemparkannya ke dalam api neraka.
Kemudian didatangkan pula seorang yang diberi kelapangan rezki dan menginfaqkannya dari semua jenis hartanya. Dikenalkan padanya kenikmatan yang akan diperoleh dan dia pun mengetahuinya.
Allah berkata: “Apa yang kamu lakukan di dunia?”
Ia berkata: “Tidak ada jalan yang Engkau cintai agar manusia berinfaq di jalan itu kecuali aku berinfaq di jalan itu kerana-Mu.”
Allah berkata: “Bohong! Kamu melakukannya supaya disebut dermawan dan itu telah kamu dapatkan.” Kemudian malaikat diperintahkan untuk membawanya dengan mengheret wajahnya dan melemparkannya ke dalam neraka.

Kita mohon kepada Allah perlindungan dari bencana penyakit yang berbahaya ini.
“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya. (Maksud al hadis)
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan sekalian alam." (Maksud firman Allah Surah al An'am:162)

0 comments:

 
Copyright HIKMAH-BINTULU © 2008 Free Blogger Template By Cool Stuff Blog